Minggu, 25 Oktober 2020

Imam Hafs - Salah satu Qiraat Masyhur.

 

Imam Hafsh

Sekilas Riwayat Hidup

Nama lengkapnya adalah Hafsh bin Sulaiman bin al-Mughirah, Abu Umar bin Abi Dawud, al-Asadi al-Kufi, al-Ghadiri, al-Bazaz. Dilahirkan pada tahun 90 H. Beliau wafat pada tahun 180 H di Kufah. Masa muda Imam Hafsh dihabiskan bersama gurunya yang sekaligus menjadi ayah tirinya, yaitu Imam ‘Ashim bin Abi an-Nujud.

Pada Imam ‘Ashim, Imam Hafsh belajar ilmu qira’at. Selama berguru pada Imam ‘Ashim, Imam Hafsh tidak hanya menghakhatamkan bacaan al-Qur’annya dengan qira’at ‘Ashim satu kali, namun berkali-kali. Sehingga Hafsh sangat mahir dengan qira’at ‘Ashim yang sekarang bacaan qira’at yang paling banyak tersebar di seluruh dunia Islam, termasuk Indonesia

Imam Hafsh seorang yang sangat-sangat cinta pada al-Qur’an, beliau menghabiskan umurnya untuk berkhidmah kepada al-Qur’an. Setelah menimba ilmu pada Imam ‘Ashim, beliau berkelana ke beberapa negeri, antara lain, Baghdad dan Mekah. Di kedua negeri tersebut Imam Hafsh mengajarkan dan berbagi ilmu yang dimiliki. Beliau mengajarkan ilmu qira’at, khususnya riwayat ‘Ashim pada penduduk negeri-negeri yang disinggahinya

Dalam penguasaan materi qira’at, Imam Hafsh adalah seorang yang tsiqah (tepercaya) dan tsabt (mantap). Memperoleh bacaan qira’at dari Imam ‘Ashim secara talaqqi dan muraja’ah, sehingga riwayat qira’atnya bersifat sima’i. Jadi sangat beralasan jika Yahya bin Ma’in, Imam Dzahabi, serta Abu Hasyim ar-Rifa’i memberi penilaian bahwa riwayat yang shahih dari Imam ‘Ashim adalah riwayat Imam Hafsh dan Imam Hafsh juga orang yang paling mengetahui bacaan (qira’at) Imam ‘Ashim adalah Imam Hafsh.

Guru dan Murid Imam Hafsh

            Imam Ibn al-Jazari dalam kitabnya Ghayah an-Nihayah fi Thabaqat al-Qurra’ mengatakan tidak ada guru Imam Hafsh hanyalah Imam ‘Ashim. Sedangkan murid-murid beliau tidak terhitung banyaknya, karena beliau mengajarkan al-Qur’an dalam rentang waktu yang sangat lama. Dianta murid Imam Hafsh adalah Husain bin Muhammad al-Murudzi, Hamzah bin Qasim al-Ahwal, Sulaiman bin Abu Dawud az-Zahrani, Hamd bin Abi Utsman ad-Daqqaq, dan lain-lain.

Sanad (Runtutan Periwayatan) Bacaan Imam Hafsh

            Imam ‘Ashim menceritakan runtutan sanad qira’atnya ketika ditanya oleh Imam Hafsh, kenapa bacaan Syu’bah banyak berbeda dengan bacaan dirinya, padahal berguru pada orang yang sama, yaitu Imam ‘Ashim. Kemudian Imam ‘Ashim menjawab: “Hasfh-‘Ashim dari Abu Abdurrahman as-Sulami dari Ali bin Abi Thalib dari Nabi Muhammad saw. Sedangkan Syu’bah dari ‘Ashim dari Zirr bin Hubaisy dari Abdullah bin Mas’ud dari Muhammad saw.

            Dari runtutan sanad tersebut terlihat bahwa murid dari Imam ‘Ashim tidak hanya Imam Hafsh, tapi juga ada Imam Syu’bah (yang insyaAllah akan dibahas pada kesempatan berikutnya)

Faktor Tersebarnya Qira’at Riwayat Imam Hafsh

Penyebab tersebarnya qira’at Imam Hafsh di dunia Islam sudah banyak dibicarakan oleh komunitas al-Qur’an. Namun secara garis besar penulis menyimpulkan hal yang mendasar yang menyebabkan tersebarnya qira’at Imam Hafsh yaitu pertama, jika dilihat dari segi bacaan qira’atnya, riwayat Imam Hafsh relatif mudah dibaca oleh orang non-Arab. Hal ini terlihat dari tidak banyaknya bacaan imalah (secara bahasa berarti condong atau memiringkan, secara istilah Imalah artinya memiringkan bacaaan fathah ke arah bacaan kasrah) kecuali pada kata (مجراها) di surah Hud ayat 41. Dalam membaca mad muttashil dan munfashil, bacaan riwayat Hafsh tidak terlalu panjang sebagaimana qira’at Warsy dan Hamzah. Kedua, Imam Hafsh memiliki murid di berbagai tempat, karena di sepanjang perjalanannya Imam Hafsh mengajarkan bacaan qira’atnya pada penduduk setempat

Bahan Bacaan

Ahsin Sakho Muhammad, Membumikan Umulumul Qur’an, Jakarta: Qaf Media, 2019

Muhammad Ali Mustofa Kamal al-Hafidz, Epistemologi Qira’at al-Qur’an, Yogyakarta: Deepublish, 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar