Sabtu, 22 Agustus 2020

Kunci Membuka Mutiara Al-Qur’an

Hamdan Wa Syukran LilLaah 

Asyhadua alla Ilaaha Ila-Laah, wa Asyhadu anna Muhammad Rasūlullah


 نٓۚ وَٱلۡقَلَمِ وَمَا يَسۡطُرُونَ ١ 

“Nuuuun, demi pena dan tulisan” (QS. al-Qalam/68:1)

من قرأ القرآن متع بعقله وإن بلغ من العمر مائتى سنة (محمد بن كعب)

“Siapa yang membaca al-Qur'an akalnya senantiasa segar meski mencapai umur seratus tahun” (Muhammad bin Ka'ah. Al-Bidāyah wan-Nihāyah 9/280)


Apa kabar pecinta al-Qur'an? 

Semoga senantiasa dekat dengan Kitab-Nya. Aamiin

KUNCI MEMBUKA MUTIARA AL-QUR'AN

Ketika disebut "Mutiara" apa yang terbayang oleh teman-teman? 

Perlu disampaikan, mutiara dari segi lafaz/kata di-mention pada beberapa tempat dalam al-Qur'an, ketika menggambarkan bidadari surga misalnya, menggunakan susunan kata yang sangat indah.

 وَحُورٌ عِينٞ ٢٢ كَأَمۡثَٰلِ ٱللُّؤۡلُوِٕ ٱلۡمَكۡنُونِ ٢٣ 

“Mereka bidadari bermata indah. Seolah mutiara yang terjaga” (QS. Al-Wāqi'ah/56:22-23). 

Lihat!

Hanya 6 lafaz/kata tapi sangat luas penggambarannya. Dalam Tafsir At-Thabari dijelaskan bahwa bidadari itu "Bermata sangat putih dan hitamnya sangat hitam", terjaganya seakan mutiara dalam kerang disasar lautan. Begitu terjanganya, lafaz "maknūn" itu tidak ada manusia/jin yang menyentuhnya.





Atau ketika menggambarkan pelayan surga

۞وَيَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ وِلۡدَٰنٞ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيۡتَهُمۡ حَسِبۡتَهُمۡ لُؤۡلُؤٗا مَّنثُورٗا ١٩ 

“Mereka penghuni surga dikelilingi pemuda yang kekal. Apabila engkau lihat mereka(pemuda) seakan mutiara yang berjejer rapih” (QS. Al-Insan/76:19) 

Demikian itu jika kita mencari mutiara bermakna lafaz dalam al-Qur'an. Mereka bukan mutiara tapi pemuda yang Allah gambarkan dengan ungkapan lafaz yang indah, seandainya kalian lihat nanti di surga, bidadari dan pelayan seolah mutiara yg terjaga, tersusun dan rapi.

Adapun dalam pemilihan diksi pada tema kita kali ini adalah kata mutiara yang biasa dipakai untuk sesuatu yang berharga, mahal, langka, indah, berkilau, dst.

Mutiara.. 

Tentu setiap orang berbeda-beda membayangkan mutiara tersebut, bahkan konteks mutiara itu sangat luas. Kita bisa bayangkan, seseorang yang mencari mutiara di dalam lautan. Tentu di dalam lautan tidak ada yang tidak berharga, semuanya berharga. 

Kembali pada mutiara, apa yang sedang kalian cari? Terumbu karang kah? Indahnya senja di pantai kah? Suara gemuruh ombak? mutiara dalam kerang? Atau tempat yang belum terjamah manusia di tempat paling dasar lautan sana? 

Subhānaka Ma Khalaqta Hadza Bāthila . (Maha suci Engkau, tidaklah semua diciptakan untuk kesia-siaan).

Begitupun mutiara al-Qur'an, ada yang mencari solusi, kebahagiaan, hukum, ketenangan, hidayah, kepemimpinan, obat, bahkan Tuhan? Ada pula yang mencari keduniawian yakni mencari harta, tahta, kedudukan, ataupun wanita. 

Apa yang kau cari sahabat? Samudra al-Qur'an itu luas, semuanya ada.

Sebelum masuk lebih jauh, mari bacalah dengan seksama, pelan-pelan, serta menghadirkan hati. Berikut sebuah kisah cerita fakta yang dikutip dari kitab Qālū 'Anil Islām 287:

Seseorang wanita Inggris, ia non muslim, ia membaca al-Qur'an, dan bercerita.

"Ketika aku baca halaman perhalaman, mulailah aku mencoba menyimpulkan setiap bekas baik yang ditinggalkan al-Qur'an dalam hatiku, seketika aku terbungkam tidak mampu untuk menyimpulkannya. Belumlah selesai dari bacaanku pada surat ketiga dalam Al-Qur'an, aku mendapati diriku telah sujud pada Tuhan pencipta semesta ini, itulah shalat pertamaku dalam Islam." (Aisyah Hwen)

Allahu Akbar.. SubhānaKa Rabbi-al-A'lā (Allah Maha Besar. Maha Suci Engkau) 

Duhai Rabbku Yang Maha Tinggi, tidakkah kita terbayang bagaimana perasaan beliau? 

Setelah sekian lama dalam gelap mencari-cari cahaya, lalu menemukan cahaya. Itu bukanlah hal yang sederhana, sehingga belumlah sampai selesai dari surat ketiga beliau mendapati dirinya telah sujud pada Rabb pengurus semesta alam. 

Renungkanlah Sahabat..

Dalam kisah fakta ini kita telah bisa mengidentifikasi apa yang dari awal beliau cari dalam al-Qur'an? Ya, beliau mencari Rabb pengurus semesta alam, dan dalam al-Qur'an-lah beliau mengenal-Nya, sehingga masuk Islam dan terus melaksanakan shalat. 

Mutiara apa yang dicari dalam al-Qur'an? Apapun itu, peganglah kunci untuk membuka mutiara al-Qur'an.

Lalu apa saja sih kuncinya? 

Mari kita ketahui dan jaga. Satu kunci yang akan selalu menjadi pegangan, satu kunci yang dengannya pintu-pintu lainnya akan terbuka, dengan itu mutiara-mutiara lainnya akan terbuka, insyaAllah. Yaitu "PEMAHAMAN" kalau bahasa agamanya "TADABBUR"

Berkata Hasan Al-Bashri: "Ilmu itu dua; Ilmu dalam hati itulah ilmu yang bermanfaat, dan ilmu dalam lisan itulah yang akan menjadi hujjah Allah pada makhluk-Nya." (Fannun At-Tadabbur 19)

"Kak. Al-Qur'an kan pakai bahasa Arab, aku gak paham"

Sahabat, kembali pada cerita tadi, beliau non-muslim namun, sekali saja baca sudah banyak berbekas kebaikan di hatinya. Hal itu karena ia mampu menghadirkan poin satu lalu memicu hadirnya poin kedua walaupun terjemahan. Kita yang muslim sejak lahir telah berapa kali kita membaca al-Qur'an namun kian luput dari mendapatkan kebaikan-kebaikan/mutiara di dalamnya? Karenanya, marilah sama-sama kita memulai setelah mengetahui kuncinya, selain baca al-Qur'an  versi Arabnya, juga sedikit-sedikit ditambah terjemahannya ya, dengan menghadirkan akal dan hati. 

"Itu saja kak?"

Tentu tidak, masih ada lagi, lanjut yuuk..

Dibawah ini Allah Ta'ala mensifati al-Qur'an dalam kitab-Nya, setidaknya para ulama mengurai menjadi 25 sifat. Berikuta hanya nama surat dan ayatnya saja ya, nanti temen-temen kutip sendiri ayatnya.


1. Al-Haq (Kebenaran) lihat QS. Fāthir/35:31

2. Al-Hudā (Petunjuk - untuk yang haq) lihat QS. Al-A'rāf/7:52

3. Al'-'Ilm (Ilmu) lihat QS. Al-Baqarah/2:120

4. Al-Burhān (Petunjuk - disertai bimbingan) lihat QS. An-Nisā/4:174

5. Al-Muhaimīn (Terjaga/terpelihara) lihat QS. Al-Ma'idah/5:48

6. Al-Barakah (Keberkahan) lihat QS. Shad/38: 29

7. Al-Mauidzah (Pelajaran) lihat QS. Yūnus/10: 57

8. Asy-Syifā (Obat) lihat QS. Al-Isrā/17:82

9. At-Tadzkirah (Peringatan) lihat QS. Al-Muddatsir/74:49

10. Ar-Rahmah (Kasih sayang) lihat QS. An-Nahl/16:89

11. An-Nūr (Cahaya) lihat QS. An-Nisā /4:174

12. Ash-Shiddiq (Kebenaran) lihat QS. Az-Zumar/39:33

13. Al-Mushaddiq (Membenarkan - kitab sebelemunya) lihat QS. Fāthir/35:31)

14. Al-'Aly (Tinggi) lihat QS. Az-Zukhrūf/43:4

15. Al-Karīm (Mulia - dipakai untuk kebaikan) lihat QS. Al-Wāqi'ah/56:77

16. Al-'Azīz (Mulia - dipakai untuk sifat kekuatan) lihat QS. Fushilat/41:41 

17. Al-Majīd (Mulia - mirip dengan poin 15 hanya yang ini memberikan kebaikan untuk yang lain) lihat QS. Al-Burūj/85:21

18. Al-Furqān (Petunjuk - dipakai untuk sebagai pembeda antara yang haq dan bathil) lihat QS. Al-Furqān/25:1

19. Bashāir (Penglihatan - bentuk jamak) lihat QS. Al-Jātsiyah/45:20

"Kak kenapa ada 19?"

Selebihnya, Muhkam (hukum), Mufashhil (pengulangan), 'Ajaba (Ajaib), Balāg (Sampai terus menerus), Bayān, Tibyān. (Penjelas) perlu penjelasan khusus.

Sahabat..

Dengan semua ini belumlah cukup kita merasa fakir terhadapnya? Jangan sampai menjadi seperti orang yang al-Qur'an tanyakan. 

 فَبِأَيِّ حَدِيثِۢ بَعۡدَهُۥ يُؤۡمِنُونَ ٥٠ 

“Lantas mau dengan ucapan yang seperti apalagi mereka akan beriman?” (QS. Al-Mursalat/77:50)


Berikut tiga hal yang harus diyakini dari al-Qur'an, yakinlah bahwa:

1. Al-Qur'an adalah Ruh, tanpanya manusia tinggal jasadnya saja. Lihat (QS. Asy-Syūra/26:52)

2. Al-Qur'an adalah cahaya, tanpanya manusia buta. Lihat (QS. Ar-Ra'd/13:19) 

3. Al-Qur'an adalah petunjuk, tanpanya manusia tersesat. Lihat (QS. Yūnus/10:108)

Sahabat, renungkankah!

Al-Qur'an diturunkan pertama kali dari Allah lewat perantara malaikat Jibril, pertama kali diturunkannya adalah untuk hati, yakni kepada hati beliau Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam

 وَإِنَّهُۥ لَتَنزِيلُ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٩٢ نَزَلَ بِهِ ٱلرُّوحُ ٱلۡأَمِينُ ١٩٣ عَلَىٰ قَلۡبِكَ لِتَكُونَ مِنَ ٱلۡمُنذِرِينَ ١٩٤ 

“Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril). Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan” (Qs Asy-Syu'arā 192-194)


Allah tidak memilih lafaz pada pendengaranmu atau akalmu atau padamu. Tapi, pada hatimu. Hati, hati dan hati.

Bagaimana kabar hatimu sahabat? Ketika beliau dalam sabdanya: 


"Sesungguhnya dalam diri manusia ada segumpal daging, apabila baik maka baiklah jasadnya seluruhnya" (Muttafaqun 'Alaih)


Bagaimana kabar hatimu sahabat? ketika beliau semalaman mengulang-ulang ayat


إِن تُعَذِّبۡهُمۡ فَإِنَّهُمۡ عِبَادُكَۖ …. ١١٨ 

“Jika Engkau mengadzab mereka, mereka hamba-Mu,…” (QS. Al-Maidah/5 :118)

Sambil menangis, beliau teringat akan kita umatnya. Llau pernahkah kita menangis untuk beliau? Sekali saja? Karena mengingat-ngingat perjuangan beliau yang berdarah-darah? Demi ummatnya agar bisa membaca al-Qur'an, agar ummatnya mengambil banyak mutiara dalam al-Qur'an. 

"Hati itu itu ibarat cermin jika dipenuhi dengan kebenaran maka akan terpancar cahaya dari anggota tubuh, sebaliknya jika dipenuhi dengan kebathilan maka akan terpancar kegelapan" (Rawa'iul Kalām Arab)

Coba perhatikan..

Apa jadinya jika kita berpaling dari Al-Qur'an?

فَمَا لَهُمۡ عَنِ ٱلتَّذۡكِرَةِ مُعۡرِضِينَ ٤٩  كَأَنَّهُمۡ حُمُرٞ مُّسۡتَنفِرَةٞ ٥٠  فَرَّتۡ مِن قَسۡوَرَةِۢ ٥١ 

“Apa mereka berpaling dari peringatan (Al-Qur'an)? Seakan mereka keledai yang terbirit-birit. Lari dari singa” (QS. Al-Muddatsir/74:49-51)

Jika kita urai, 

Humur = jamak dari himar yang berarti keledai

Mustanfirah = lari terbirit-birit karena sadar lemah dan dengan penuh ketakutan

Qashwarah = singa atau pemburu

Bukan hanya disamakan dengan makhluk-Nya yaitu keledai tapi ada penambahan sifat, "Keledai yang marah, lari terbirit-birit karena takut" disamping Rabbnya. Hal ini bukan berarti dijadikan dalil pembenaran kita bisa memanggil orang yang berpaling dari al-Qur'an dengan keledai. Hati-hati, al-Qur'an bilang "seakan seperti" artinya bukan “keledai” tapi mereka tetap “manusia" 

لا تقنطو من رحمة الله

“Jangan berputus asa dari Rahmat Allah (Qur'an)"

Caranya, kak?"

Dalam al-Qur'an terdapat banyak rahasia-rahasia, tidaklah akan terbuka satupun dari sekian banyaknya, kecuali setelah bersahabat dalam waktu yang lama dengan al-Qur'an. Karena dengan membaca al-Qur'an seakan Dia Yang Maha Rahmān berkata pada kita, pada saat itulah selain akan disingkap rahasia-rahasia, akan ada pula keberkahan, ketenangan, keamanan, dan Cinta-Nya. 


Setiap lafaz-lafaz jika hilang mungkin ada pengganti. Tapi bagaiamana dengan lafaz al-Qur'an? Jelas tidak ada penggantinya.

Mendekatkah pada Kalam-Nya selama mungkin, dengan

1. Niat ikhlas untuk Allah

2. Selalu meminta perlindungan pada Allah dari syaitan

3. Menghamba pada Allah agar dibantu-Nya untuk paham

4. Berusaha memikirkan ayat dengan serius

5. Banyak mengulang-ulang ayat 

Berikut sebuah syair yang indah


وان كتاب الله اوثق شافع - واغنى غناء واهبا متفضلا - وخير جليس لا يمل حديثه   - وترداده يزداده فيه تجملا

“Kitab Allah diuntai sebagai syafaat. Senandung paling kaya yang memberikan kemuliaan. Sebaik-baiknya teman duduk yang tidak ada kebosanan saat bercengkrama dengannya. Ketika semakin banyak diulang semakin menambah keindahan di dalamnya”. (Asy-Syāthibi - dalam Alfiahnya).

Alhamdulillah.. 

subhānaka allahumma wabihamdika asyhadu alla ilāha illa anta, astagfiruka wa atūbu 'alaikaltu 

Demikian yang bisa saya sampaikan, terima kasih teman-teman yang telah mengikuti sampai akhir, mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada salah atau kurang dalam penjelasan, selamat malam, sampai ketemu di lain kesempatan..do'akan saya yah ;)

salam generasi #AhlulQuran 

salam generasi #Rabbani




Tidak ada komentar:

Posting Komentar