Sabtu, 06 Juni 2020

Memaknai Inzal dan Tanzil dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an

Istilah Inzal adalah istilah yang digunakan untuk menginformasikan bahwa Al-Qur'an diturunkan sekaligus pada malam Lailatul Qadar dari langit ketujuh (Lauh Mahfuz) menuju langit dunia (Baitul Izzah). Di jelaskan bahwa malam tersebut menjadi malam paling mulia. Dimana kala kita beribadah di malam itu menjadi ibadah yang bernilai 1000 bulan atau 83 tahun. Setiap Ramadhan kaum muslimin berlomba-lomba untuk mendapatkan malam itu.
Masih dalam proses turunnya Al-Qur'an, namun masuk fase dari langit dunia (Baitul Izzah) kepada Rasulullah Saw. Diperantarai oleh malaikat Jibril yang kemudian menjadi pimpinan para malaikat. Di dalam hati Rasulullah telah terinstalasi al-Qur'an maka Rasulullah menjadi Rasul yang amat mulia. Fase ini disebut dengan istilah Tanzil.

Jika kita cukupkan sampai sini, bisa kita lihat bahwa semua yang lekat interaksinya dengan Al-Qur'an menjadi sangat mulia. Sebab cipratan kemuliaan itu mengenai siapa saja dan apa saja yang dilaluinya.

Di Ramadhan kita berupaya untuk mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak-banyaknya, kita pun membaca Al-Qur'an sebanyak-banyaknya. Namun sadarkah kita, bahwa aktivitas tersebut mengakibatkan kita tidak begitu mendapatkan rasa tadabbur. Kecepatan bacaan kita yang mengejar target selesai membuat kita kehilangan rasa nikmat dari setiap ayat dan mendapatkan nikmat justru setelah membacanya.  Hal ini sesuai dengan proses Inzal, dimana hari-hari diisi dengan tujuan mengkhatamkan keseluruhan.
Pasca Ramadhan kita tidak dituntut untuk banyak mengkhatamkan tetapi di tuntut untuk tadabbur. Sebagaimana Tanzil nya Al-Qur'an selama 23 tahun. Proses panjang tersebut adalah proses tadabbur. Al-Qur'an diturunkan secara bertahap adalah agar lebih mudah di tadabburi, agar setiap tadabbur ayat lebih mudah terinstalasi di dalam diri. Tentu tidak selesai tadabbur dalam 11 bulan. Sebagaimana para sahabat pun berproses selama 23 tahun. Sadarkah kita bahwa proses ini justru meminta kita agar merasakan nikmatnya waktu membaca bukan pasca membaca.
Inzal dan Tanzil memberikan kita pemaknaan mendalam terkait interaksi dengan Al-Qur'an. Bagaimana cara kita tetap bisa merasakan Ramadhan sepanjang tahun. Sebab apa yang telah diturunkan di bulan itu ada bersama kita, dekat dengan kita. Tidak lain adalah agar kita selalu menjadikan hari-hari bersamanya. Menjadikan bulan al-Qur'an sepanjang tahun sebagai bentuk mengamalkan makna Tanzil setelah Inzal. Jadikanlah Ramadhan Inzal dan Tanzil di 11 bulan lainnya. Jika Rasulullah saja butuh 23 tahun untuk Tanzil maka berikan sisa umur kita untuk meneladaninya.

Dan lagi-lagi mari kita lihat, generasi awal itulah yang menjadi generasi terbaik sebab dilalui oleh al-Qur'an pertama kali. Menjadi generasi pertama yang Tanzil dengan Al-Qur'an. Ikutilah mereka agar kemuliaan mereka terinstalasi kepada kita melalui tadabbur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar