Kamis, 11 Februari 2021

KALIGRAFI

Kaligrafi, seni menulis indah ke dalam bentuk lukisan yang dituangkan pada kertas (pada mula perkembangannya) menggunakan pena, kuas, atau alat tulis lainnya. Seiring dengan perjalanan waktu, kaligrafi ditemukan diberbagai media, seperti dinding, batu, kanvas, dan lain sebagainya. Teknik menulis kaligrafi bukanlah sesuatu yang dapat dibuat tanpa adanya aturan didalamnya, tapi ada geometri yang akurat, kaidah-kaidah yang ketat dalam menuliskannya, namun yang terpenting dari itu semua adalah serumit apapun tulisan kaligrafi, jangan sampai itu mengubah makna dan teks asli Al-Qur’an karena orisinalitas Al-Qur’an harus lah dipegang teguh baik secara lafaz maupun makna. Pembicaraan mengenai kaligrafi jika disandarkan pada Islam, maka tidak akan terlepas dari asal-usul Khat Arab yang akan diulas pada pembahasan selanjutnya

Asal-Usul Khat Arab

           Dalam bukunya Membumikan Ulumul Qur’an, Dr. Ahsin Sakho mengatakan bahwa ada dua pendapat mengenai asal-usul khat Arab. Pertama, khat yang berasal dari bangsa Himyar dari Arab Selatan, salah satu bangsa keturunan Arab asli dari keturunan Qahtan yang mendiami negeri Yaman. Pendapat kedua mengatakan bahwa khat Arab berasal dari Arab Utara, yaitu bangsa Aramis yang salah satu dari unsur bangsa Smith, yang eksis pada abad ke-9 Sebelum Masehi (SM).

           Tulisan Aramis dilanjutkan oleh kaum Nabatian, dan kemudian pergi ke Anbar. Dari Anbar kemudian menyebar ke Mekah melalui Harb bin Umayyah, seorang pedagang yang sering hilir mudik ke Irak. Pendapat ini juga dikuatkan juga oleh penelitian atas tulisan-tulisan yang tertoreh di batu-batu di pegunungan sekitar Irak. Pendapat kedua inilah yang lebih mendekati kebenaran, karena diketahui hubungan perdagangan antara Mekah dan Hirah atau Anbar telah berlangsung lama sebelum Islam datang.

Sejarah Singkat Kaligrafi

           Bangsa Arab sebelum kedatangan Islam tidak terlalu terbiasa dengan tradisi membaca dan menulis, kecuali pada kalangan tertentu, seperti kalangan bangsawan. Mayoritas bangsa Arab, mereka lebih menyukai metode menghafal. Bahkan transaksi atau sebuah perjanjian hanya disampaikan dari mulut ke mulut tanpa menuliskanny. Angin segar Islam membawa peradaban pada tingkat kemajuan yang luar biasa, karena ketika pembicaraan ini dilekatkan pada peradaban dan kata ‘kaligrafi’ maka pertumbuhan pesat kaligrafi tak akan lepas dari pengaruh Al-Qur’an yang sejak diturunkannya sudah berbicara mengenai membaca dan menulis (Al-‘Alaq/96 :1-5).

           Pada abad ke-2 Hijriyah, Rasulullah saw mewajibkan pada tawanan perang yang tidak mampu membayar uang tebusan untuk mengajari baca-tulis pada kaum muslimin. Pada tahun inilah, tahun kebangkitan baca-tulis kalangan umat Islam. Dan pada masa tersebut, kaligrafi didominasi oleh Khat Kufi (hingga masa berakhirnya pemerintahan Khulafaurrasyidin). Bahkan untuk penulisan mushaf (kodifikasi) Khat Kufi inilah yang menjadi fokus perhatian untuk menorehkannya. Pada perkembangan selanjutnya terjadi pada masa Dinasti Umayyah.

           Pada pemerintahan Dinasti Umayyah, goresan tulisan khat mulai dikembangkan, karena adanya ketidakpuasan terhadap Khat Kufi yang dinilai kaku dan sulit untuk digoreskan. Sebab lain juga karena faktor perkembangan Islam itu sendiri. Meskipun bahasa Arab telah ada sebelum Islam datang, namun bahasa ini berkembang pesat sejalan dengan perkembangan agama Islam, hingga yang mengenal bahasa Arab tidak hanya orang Arab, tetapi juga oran non-Arab, serta ini tak lepas dari faktor politik Dinasti Umayyah, yang menetapkan bahasa Arab bahasa nasional wilayah-wilayah Islam. Beranjak dari sanalah muncul berbagai bentuk goresan kaligrafi pada masa itu.

           Goresan yang muncul ketika pemerintahan Dinasti Umayyah dinilai lebih mudah untuk menggoreskannya. Karena goresan yang dirumuskan harus lembut–tidak kaku seperti Khat Kufi atau dalam kata lain, yang dikembangkan adalah Khat Non-Kufi. Pelopor perkembangan bentuk goresan kaligrafi pada masa itu adalah khalifah pertama Dinasti Umayyah, Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Beberapa ragam kaligrafi dikembangkan berdsarkan nama kota dikembangkankannya tulisan tersebut. Tulisan yang populer pada masa itu adalah Tumar, Jalil, Nisf, Sulus, dan sulusain.

           Tulisan Tumar yang bercirikan tegak lurus ditulis denga pada tumar-tumar (lembaran penuh, gulungan kulit atau kertas), jenis tulisan ini digunakan dalam komunikasi tertulis antara khalifah dan para amir, serta tulisan jenis ini digunakan untuk penulisan dokumen resmi istana. Atau dalam kata lain, jenis tulisan tumar digunakan oleh para pemegang kekuasaan pada masa itu. sedangkan tulisan jenis jalil digunakan oelh masyarakat umum.

Perkembangan selanjutnya pada Dinasti Abbasiyah, pada masa ini gaya dan metode menulis kaligrafi semakin berkembang dan pada masa ini semakin banyak khattath dan khattathah yang muncul, dapat dikatakan pada masa ini adalah masa gemilang bagi seni khat. Pada periode ini pencapaian terbesar dalam dunia kaligrafi adalah penemuan metode geometrikal pada kaligrafi yang terdiri dari tiga unsur kesatuan baku dalam pembuatan huruf, yang ditawarkan yaitu: titik, huruf alif, dan lingkaran. Rumus-rumus ini ditemukan oleh Ibnu Muqlah. Menurut pendapatnya juga setiap huruf hendaknya berdasarkan metode ini yang disebut dengan metode al-Khat al-Mansub (tulisan yang berstandar). Usaha Ibn Muqlah diteruskan oleh Ibnu Bawwab, seorang murid dari muridnya Ibnu Muqlah. Ibnu Bawwab terus mengembangkan metode yang sudah dirintis oleh Ibnu Muqlah, dan metodenya ini dinamakan al-Mansub al-Faiq (huruf berstandar indah). Periode selanjutnya muncul seorang yang bernama Yaqut al-Musta’simi yang memperkenalkan metode baru, metode yang lebih halus dan lembut dalam penulisan kaligrafi. Yaqut adalah kaligrafer termasyhur pada masa detik-detik kehancuran pemerintahan Abbasiyah (1258 M). Pada masa Abbasiyah setidaknya ada enam gaypoatau variasdayang paling utama dalam penulisan kaligrafi yankaterkenal (masyhur dikalangan umat islam), yaitu: Sulust, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Riqa’, dan Tauqi’. Pada masa Abbasiyah, karya-karya kaligrafi lebih dominan dipakai sebagai hiasan ornamen dan arsitektur.

Setelah bangsa Mongol berhasil menduduki Daulah Abbasiyah, kaligrafi terus-menerus mengeksistensi dalam peradaban Islam. Selain terdapat Yaqut (seperti yang telah disebutkan) pada masa itu, Abaga, anaknya Khulagu Khan memeluk Islam, dan ini mengakibatkan dinasti Mongol memeluk agama Islam. Saat itulah, kaligrafi berhasil mengesksistensi di negeri Islam bagian Timur. Untuk negeri Islam bagian Barat, wilayah Arab dekat Mesir, termasuk Andalusia (Spanyol), berkembang tulisan Khat Maghribi atau Kufi Barat pada abad pertengahan.

Pasca pemerintahan Mongol, kaligrafi masih terus menjadi primadona seniman muslim, dan terus mengembangkannya, hingga pada masa sekarang hanya tinggal beberapa gaya yang paling populer dalam dunia Islam saat ini, yaitu: Naskhi, Sulus, Raihani, Diwani Jali, Farisi, Riq’ah, dan Kufi.

Mengenai kemajuan peradaban suatu bangsa, bangsa yang maju, budaya juga semakin maju, termasuk tulis-menulis. Kata ‘kaligrafi’ secara singkat memang berarti seni tulisan iinda, maka ketika menyebut ‘kaligrafi’ belum tentu itu goresan ayat suci al-Qur’an atau pun khat Arab, hanya saja muslim di Indonesia tebiasa menyebut khat Arab dengan sebutan kaligrafi – yang bermakna seni tulisan indah ayat-ayat Al-Qur’an yang tak terlepas dari aturan berdasarkan geometrik dan yidak merubah secara lafz dan makna yang terkandung,

 

Bahan Bacaan

Muhammad, Ahsin Sakho. Membumikan Ulumul Qur’an. Jakarta: QAF Media. 2019

Fitriani, Laily. Skripsi “Seni Kaligrafi: Peran dan Kontribusinya Terhadap Peradaban Islam”, UIN Maulana Malik, Malang. Tt

Sirojuddin A.R, “Peta Perkembangan Kaligrafi Islam di Indonesia” Jurnal Al-Turas, Vol. XX, No. 1, 2014

https://ganaislamika.com/sejarah-singkat-kaligrafi-islam/

http://www.pil-tei.com/history/asal-mula-adanya-kaligrafi-islam/#:~:text=Bahasa%20Arab%20sendiri%20menyebut%20khat,dan%20disebutlah%20dengan%20tulisan%20indah.

https://www.republika.co.id/berita/mppmdp/sejarah-dan-perkembangan-kaligrafi-arab

 

Minggu, 22 November 2020

Makkiyyah dan Madaniyyah

      

         Perlu diketahui bersama bahwa al-Qur'an hadir di tengah masyarakat umat manusia tidak langsung turun 30 juz (Q.S. Al-Isra' : 106, Al-Furqan :32-33) melainkan secara berangsur-angsur, ada yang berpendapat bahwa selama 20 tahun, 23 tahun dan 25 thn. Ikhtilaf ulama tentang berapa tahun lamanya al-Qur'an diturunkan di Mekkah yakni 10, 3, hingga 15 tahun dan ulama sepakat al-Qur'an diturunkan 10 tahun di Madinah. Kebenarakan akan penurunan al-Qur'an di Mekkah adalah 13 tahun tepatnya 2 tahun 5 bulan dan 13 hari.

        Mengenai klasifikasi al-Qur'an tentang Makkiyyah dan Madaniyyah suatu ayat ada 3 pendapat di dalamnya, yaitu:

1. Makkiyyah adalah sebuah ayat yang turun sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah walaupun turunnya bukan di kota Mekkah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat yang turun sesudah hijrah ke Madinah walauun turunnya bukan di kota Madinah (yang paling populer dan sharih di kalangan umat muslim)

2. Makkiyyah adalah ayat yang turun di Mekkah walaupun setelah Nabi hijrah dan Madaniyyah dalah ayat yang turun di Madinah.

3. Makkiyyah adalah ayat yang khitabnya ditujukan kepada penduduk Mekkah dan Madaniyyah adalah ayat yang khitabnya ditujukan kepada penduduk Madinah. Ditafsirkan oleh Abdullah Ibn Mas'ud bahwa lafaz "yaa ayyuha al-naas" khitabnya ditujukan kepada penduduk Mekkah dan "yaa ayyuhalldzina amanuu" khitabnya ditujukan kepada penduduk Madinah.


        Urgensi mempelajari Makkiyyah dan Madaniyyah adalah dapat mengetahui sejarah pensyariatan dan waktu ditetapkannya sebuah syariat  islam dan dapat mengetahui nasikh dan mansukh.


        Cara mengetahui sebuah ayat adalah Makkiyyah dan Madaniyyah dengan 2 cara yakni : al-Sima' dan Qiyas. Al-Sima' sesuatu yang didengar melalui riwayat yakni dari Nabi dan Sahabat yang membantu dalam proses penurunan al-Qur'an. Al-Qiyas yakni kaidah pada Ulumul Qur'an tentang Makkiyyah dan Madaniyyah. Ada   kaidah:

1. Dari penafsiran Abdullah Ibn Mas'ud yang berpendapat bahwa seluruh surah yang ada kata yaa ayyuha al-naas merupakan Makkiyyah karrna khitabnya ditujukan untuk umum dengan lafaz umum pula yakni manusia jika dihubungkan dengan sejarah maka kita menemukan sedikiktnya orang yang masuk Islam sebelum nabi hijrah ke Madinah dan ayat yang diawali yaa ayyuhalladzina amanuu merupakan Madaniyyah karena jumlah masyarakat bergama muslim telah banyak dan jauh berkembang pesat dari sebelum hijrahnya Nabi sehingga ayat ini kerap dihubungkan dengan syariat hukum islam karena banyak ayat hukum yang turun di Madinah dan tidak ada satu hukum yang turun di Mekkah melainkan ayat-ayat yang lafaznya berkaitan dengan hukum tapi hukumnya telah dinasakh oleh ayat hukum yang telah turun di Madinah. Namun pendapat ini tidak berlaku secara keseluruhan karena ada 6 tempat di dalam al-Qur'an yang diawali yaa ayyuha al-naas dikategorikan madaniyyah yakni pada Q.S. Al-Baqarah : 21 dan 168, Q.S. Al-Nisa' : 1, 133, 170, 174. Yang perlu digaris bawahi hanyalah mayoritasnya saja.

2. Setiap surah yang diawali huruf muqatthaah adalah Makkiyyah kecuali Al-Baqarah dan Ali Imran

3. Setiap surah yang terdapat lafaz "kalla" termasuk Makkiyyah.

4. Setiap surah yang terdapat lafaz Adam dan Iblis termasuk Makkiyyah kecuali pada surah Al-Baqarah.

5. Setiap surah yang terdapat cerita para nabi dan umat-umat al-Ghabirah (yang kufur) adalah Makkiyyah karena mukhatabnya ditujukan kepada penduduk Mekkah dan terkadang qashas al-anbiya' menceritakan tentang syakhshiyyah al-nabi (kepribadian dari nabi) kecuali Surah Al-Baqarah.

6. Setiap surah yang terdapat ayat sajadah adalah Makkiyyah.

7. Setiap surah yang terdapat pertentangan dengan ahli kitab adalah Madaniyyah.

8. Setiap surah yang disebutkan kewajiban syariat atau batasan adalah Madaniyyah karena hukum Islam dimulai pada saat Nabi Hijrah ke Madinah seperti uasa, zakat, haji, dll.

9. Setiap surah yang disebutkan munafiqun adalah Madaniyyah karena kata munafiqun ini muncul pada saat di Madinah karena mereka berusaha menghancurkan Islam dari dalam sedangkan pada saat di Mekkah secara terang-terangan menolak ajaran Islam dan kecuali pada Surah Al-'Ankabut.

        Adapun Karakteristik pada tema Makkiyah adalah sebagai berikut.

1. Tema tauhid, hari kiamat, bukti risalah, bukti hari kebangkitan, surga neraka dan balasannya, ayat kauniyah, pertentangan dengan kaum musyrikin dengan petunjuk akal yang rasional.

2. Peletakan asas syariat dan keutamaan akhlaq, kejagatan kaum musyrik dalam pertumpahan darah, pembunuhan anak perempuan, memakan harta anak yatim secara zhalim, dan segala sesuatu yang menyangkut kebiasaan buruk orang musyrikin.

3. Cerita para nabi dan umat-umat terdahulu.

4. Ayatnya pendek namun dengan lafaz yang kuat, banyak ta'kid dengan sumpah.

Adapun Karakteristik pada tema Madani adalah sebagai berikut.

1. Penjelasan tentang syariat baik itu hukum, ibadah, muamalah, dll.

2. Perkataan ahli kitab, seruan mereka kepada islam, usaha mereka dalam mengganti kitab-kitab Allah, dan lain sebagainya berkenaan dengan ahli kitab.

3. Berkenaan dengan orang munafik, yakni penjelasan tentang prilaku mereka, mengungkan apa yang disembunyikan mereka, dll.

4. Ayatnya panjang dengan uslub yang menjelaskan dan menetapkan syariat dan tujuannya.


Referensi:

Manna' Al-Qatthan, Mabahits fii Ulum al-Qur'an, Kairo: Maktabah Wahbah.

Muhammad Abdul 'Azhim al-Zarqani, Manahil al-'Irfan fii Ulum al-Qur'an, Beirut: Dar al-Kitab al-'Araby.

Shabhi al-Shalih, Mabahits fii Ulum al-Qur'an, Beirut: Dar al-'Ilmi li al-Malayayn.

Minggu, 25 Oktober 2020

Imam Hafs - Salah satu Qiraat Masyhur.

 

Imam Hafsh

Sekilas Riwayat Hidup

Nama lengkapnya adalah Hafsh bin Sulaiman bin al-Mughirah, Abu Umar bin Abi Dawud, al-Asadi al-Kufi, al-Ghadiri, al-Bazaz. Dilahirkan pada tahun 90 H. Beliau wafat pada tahun 180 H di Kufah. Masa muda Imam Hafsh dihabiskan bersama gurunya yang sekaligus menjadi ayah tirinya, yaitu Imam ‘Ashim bin Abi an-Nujud.

Pada Imam ‘Ashim, Imam Hafsh belajar ilmu qira’at. Selama berguru pada Imam ‘Ashim, Imam Hafsh tidak hanya menghakhatamkan bacaan al-Qur’annya dengan qira’at ‘Ashim satu kali, namun berkali-kali. Sehingga Hafsh sangat mahir dengan qira’at ‘Ashim yang sekarang bacaan qira’at yang paling banyak tersebar di seluruh dunia Islam, termasuk Indonesia

Imam Hafsh seorang yang sangat-sangat cinta pada al-Qur’an, beliau menghabiskan umurnya untuk berkhidmah kepada al-Qur’an. Setelah menimba ilmu pada Imam ‘Ashim, beliau berkelana ke beberapa negeri, antara lain, Baghdad dan Mekah. Di kedua negeri tersebut Imam Hafsh mengajarkan dan berbagi ilmu yang dimiliki. Beliau mengajarkan ilmu qira’at, khususnya riwayat ‘Ashim pada penduduk negeri-negeri yang disinggahinya

Dalam penguasaan materi qira’at, Imam Hafsh adalah seorang yang tsiqah (tepercaya) dan tsabt (mantap). Memperoleh bacaan qira’at dari Imam ‘Ashim secara talaqqi dan muraja’ah, sehingga riwayat qira’atnya bersifat sima’i. Jadi sangat beralasan jika Yahya bin Ma’in, Imam Dzahabi, serta Abu Hasyim ar-Rifa’i memberi penilaian bahwa riwayat yang shahih dari Imam ‘Ashim adalah riwayat Imam Hafsh dan Imam Hafsh juga orang yang paling mengetahui bacaan (qira’at) Imam ‘Ashim adalah Imam Hafsh.

Guru dan Murid Imam Hafsh

            Imam Ibn al-Jazari dalam kitabnya Ghayah an-Nihayah fi Thabaqat al-Qurra’ mengatakan tidak ada guru Imam Hafsh hanyalah Imam ‘Ashim. Sedangkan murid-murid beliau tidak terhitung banyaknya, karena beliau mengajarkan al-Qur’an dalam rentang waktu yang sangat lama. Dianta murid Imam Hafsh adalah Husain bin Muhammad al-Murudzi, Hamzah bin Qasim al-Ahwal, Sulaiman bin Abu Dawud az-Zahrani, Hamd bin Abi Utsman ad-Daqqaq, dan lain-lain.

Sanad (Runtutan Periwayatan) Bacaan Imam Hafsh

            Imam ‘Ashim menceritakan runtutan sanad qira’atnya ketika ditanya oleh Imam Hafsh, kenapa bacaan Syu’bah banyak berbeda dengan bacaan dirinya, padahal berguru pada orang yang sama, yaitu Imam ‘Ashim. Kemudian Imam ‘Ashim menjawab: “Hasfh-‘Ashim dari Abu Abdurrahman as-Sulami dari Ali bin Abi Thalib dari Nabi Muhammad saw. Sedangkan Syu’bah dari ‘Ashim dari Zirr bin Hubaisy dari Abdullah bin Mas’ud dari Muhammad saw.

            Dari runtutan sanad tersebut terlihat bahwa murid dari Imam ‘Ashim tidak hanya Imam Hafsh, tapi juga ada Imam Syu’bah (yang insyaAllah akan dibahas pada kesempatan berikutnya)

Faktor Tersebarnya Qira’at Riwayat Imam Hafsh

Penyebab tersebarnya qira’at Imam Hafsh di dunia Islam sudah banyak dibicarakan oleh komunitas al-Qur’an. Namun secara garis besar penulis menyimpulkan hal yang mendasar yang menyebabkan tersebarnya qira’at Imam Hafsh yaitu pertama, jika dilihat dari segi bacaan qira’atnya, riwayat Imam Hafsh relatif mudah dibaca oleh orang non-Arab. Hal ini terlihat dari tidak banyaknya bacaan imalah (secara bahasa berarti condong atau memiringkan, secara istilah Imalah artinya memiringkan bacaaan fathah ke arah bacaan kasrah) kecuali pada kata (مجراها) di surah Hud ayat 41. Dalam membaca mad muttashil dan munfashil, bacaan riwayat Hafsh tidak terlalu panjang sebagaimana qira’at Warsy dan Hamzah. Kedua, Imam Hafsh memiliki murid di berbagai tempat, karena di sepanjang perjalanannya Imam Hafsh mengajarkan bacaan qira’atnya pada penduduk setempat

Bahan Bacaan

Ahsin Sakho Muhammad, Membumikan Umulumul Qur’an, Jakarta: Qaf Media, 2019

Muhammad Ali Mustofa Kamal al-Hafidz, Epistemologi Qira’at al-Qur’an, Yogyakarta: Deepublish, 2014

Sabtu, 24 Oktober 2020

Q&A al-Qur'an Part 4

1.     Khadijah Humairah/Medan/UIN Malang

Pertanyaan:

Bagaimana cara untuk menghadirkan hati dan perasaan ketika membaca al-Qur’an?

Bagaimana cara memahami ayat al-Qur’an?

Ana sudah coba tapi kok rasanya sulit ya. Apakah ada cara untuk mendekatkan diri kita kepada Al-Qur'an?

Jawaban:

Dengan terus membacanya. Membaca al-Qur'an itu bisa di ibaratkan sebuah saringan yang sedang mencari ikan, mungkin hari ini belum, besok juga belum, bulan depan masih belum, tahun depan tetep belum dapat juga, taukah? Semakin kita rajin.. saringan itu menjadi bersih tanpa noda, mungkin hari ini atau kedepan kita membaca al-Qur'an belum terlihat hasilnya tapi.. ketahuilah semakin banyak membaca semakin hati menjadi bersih, cara terbaiknya dengan terus membacanya, semangaat.

2.     Aisah Wulan Three Asya/Indramayu/STIKES An Nasher Cirebon

Pertanyaan:

Bolehkah kita mengamalkan sesuatu, contoh membaca surat al-Waqiah agar hajat kita terkabul? Karena saya pernah mendengar  bahwa  ikhlas lillahitaala kan  susah  ya.  Jadi  misalkan  niat  awal  untuk hajat kita, terus lama kelamaan jadi ikhlas katanya, bolehkah seperti itu? Apakah benar? Dan satu lagi apakah boleh kita menghafalkan al-Qur’an sendiri tanpa adanya guru?

Jawaban:

Boleh silahkan, disebutnya tawāsul, itu seperti hadist tiga orang pemuda yang terjebak dalam gua lalu dengan berbgai amalan yang pernah dilakukan menjadi dalil untuk meminta supaya pintu di bukakakan. Akan tetapi perlu dipahami juga "apa jika sudah hajatnya terkabul membacanya akan berhenti?"

Ukhti.. hajat itu di dunia apalagi jika bukan keduniaan? Dan melepaskan bacaan al-Qur'an dengan hajat yg sudah dikabulkan itu ruginya berkali kali lipat, kandungan al- Wāqi'ah seperti cerita kenikmatan surga itu berbanding jauh dengan dunia. Boleh bertawasul, tapi lebih baik lagi jika ikhlas..

Boleh, asalkan bacaannya sudah tartil, tapi lebih baik dengan guru selain berkah karna ketemu, akan di koreksi nanti bacaan yang mungkin kita selalu perlu dikoreksi. Semoga terjawab, jangn berhenti ya bacanya, semangat.

 

 

3.     Uzlifatul Kamila Zulfa/Lamongan/UNISDA Lamongan

Pertanyaan:

Saya memiliki kekurangan pada indra pendengaran. Sering sekali saya kurang dengar jelas betul lafaz al-Qur'an yang dilantunkan oleh siapapun. Dan Kyai saya pernah bilang 'jangan sekali-sekali salah tangkap tentang lantunan ayat suci al- Qur'an, karena sangat merugikan diri kita sendiri dan juga yg diri kita ajarkan kepada orang lain atas apa yg diri kita dengarkan.'

Jawaban:

Mengenai orang yang memiliki kekurangan pada pendengaran dan sudah di cek oleh dokter, disarankan memakai alat bantu pendengaran. Dengan alat bantu mungkin pendengaran kita dapat kembali normal dan dapat mendengar dengan jelas apa yang dibaca orang lain dari ayat-ayat Allah Swt.

Mengenai perkataan kyai kakak di atas, itu sudah tepat sekali kak karena al-Qur'an itu penuh dengan mau'izhah dan hikmah di dalamnya bila kita salah tangkap ketika mendengarkan ayat al-Qur'an bisa jadi arti yang kita terima dari ayat al-Qur'an jadi tidak sesuai dengan arti yang tertera pada mushaf al-Qur'an yang ada terjemahannya dan itu memang merugikan kita karena menjadi kesalahfahaman bagi diri kita. Nah, apa yang kita ajarkan melalui pendengaran kita (kajian al-Qur'an atau kajian lainnya) kemudian kita share itu juga bisa menimbulkan kesalahfahaman bagi yang mendengarkan ketika kita mengajarkan ilmu yang kita dapat melalui pendengaran.

Oleh sebab itu kyai kakak berkata 'apa yang kita ajarkan berdasarkan pendengaran' memiliki makna bahwa kekhawatiran kyai terhadap penyebarluasan kesalahfahaman bila kakak sebagai orang yang mengajarkan  memperoleh ilmu pengetahuan dari pendengaran sedangkan pendegaran kakak sedang bermasalah.

 

4.     Salwa/Bogor/SMAIT Taruna Insani

Pertanyaan:

Bagaimana cara memanajemen waktu untuk muroja'ah hafalan agar terjaga dan istiqomah serta bagaimana cara memotivasi diri agar selalu semangat menghafal?

 

Jawaban:

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk manajemen waktu dalam murojaah hafalan. Jumlah hafalan yang di murojaah pun dapat di sesuaikan dengan jumlah hafalan yang di miliki. Misalnya punya hafalan 5 juz maka tergetkan minimal murojaah 1 juz perhari. Kemudian sesuaikan dengan agenda harian kita, adapun waktu terbaik memurojaah hafalan adalah di waktu shalat-shalat sunnah, jika dapat diusahakan maka usahakanlah.

Adapun agar istiqomah dalam memurojaah hafalan adalah niat yang ikhlas, ikhlas menerima amanah berupa hafalan al-quran, jika sudah ikhlas insya allah akan nikmat menunaikan murojaah, penting juga untuk memiliki teman merojaah agar ketika sedang futur ada teman yang mengingatkan, dapat juga ketika kita sadar sedang futur kita meminta nasihat dari pada muhaffiz agar semangat kita kembali tumbuh.

Demikian pula banyak cara yang dapat dilakukan agar senantiasa semangat menghafal seperti mentadabburi keutamaan menghafal al-quran, dan mentadabburi kisah-kisah perjuangan para pengahafal al-quran.

 

5.     Anjani/Cirebon/Pelajar

Pertanyaan:

Bagaimana cara menyemangati diri ketika kita sedang badmood ngafalin Qur'an?

Jawaban:

Jika sedang badmood maka cari dulu akar masalah penyebab badmood, sebab biasanya ada hal lain yang menyebabkan badmood dalam menghafal al-quran. Kemudian cari solusinya agar badmood  sebab tersebut dapat hilang. Jika semangat menghafal hilang maka bisa melakukan tadabbur keutamaan menghafal al-quran, dan mentadabburi kisah-kisah perjuangan para pengahafal al-quran.

 

6.     Safira Alkatirii/Bogor/SMPN 1 DRAMAGA

Pertanyaan:

Bagaimana caranya agar bisa selalu membaca al-Qur'an dimanapun dan kapan pun kak? jazakumullah Khairan khatsiran

Jawaban: ada banyak cara yang bisa dilakukan, diantaranya dengan senantiasa membawa mushaf atau menyediakan aplikasi al-Qur’an di hp. Lalu membuat jadwal membaca, atau target bacaan harian misalnya setiap hari harus membaca 5 halaman. Kemudian disuatu hari kita hendak pergi atau mengikuti suatu kegiatan maka kita perlu merencanakan cara membaca al-Qur’an agar tetap mencapai target. Bisa juga kita membuat alarm di hp agar tidak lupa membaca al-Qur’an. Minta tolong pula diingatkan kepada keluarga atau teman yang sering berinteraksi dengan kita.

 

7.     Tasbita Najma Qaulan Syahida/Garut/MA Miftahul Anwar

Bagaimana cara kita meningkatkan semangat menghafal al-Quran selama di rumah?

Jawaban: Jika keluarga di rumah sama-sama menghafal maka bisa saling menyemangati, jika tidak maka bisa mengikuti berbagai kegiatan online mulai dari seminar sampai kegiatan bimbingan manghafal online agar semangatnya senantiasa terjaga.

 

8.     Arinal Khusnah/Pekalongan/IAIN Pekalongan

Pertanyaan:

Bagaimana jika ketika kita membaca al-Quran, belum sampai akhir nafas kita tidak kuat sehingga bacaan terhenti. Ada yang mengatakan bahwa tidak boleh asal berhenti di tengah ayat, jika ingin berhenti harus menyesuaikan dengan arti ayatnya. Apakah hal itu benar? Jika benar, bagaimana caranya agar kita dapat berhenti (waqaf) dalam membaca al-Quran dengan benar di tengah-tengah ayat?

Jawaban:

Jika waqaf disebabkan nafas tidak sampai maka hal ini termasuk waqaf darurat atau terpaksa, hal ini boleh. Waqaf adalah bentuk ijtihad ulama untuk memudahkan seseorang dalam membaca al-Quran agar tidak salah berhenti. Untuk dapat melakukan waqaf hendaknya kita mengikuti tanda-tanda yang sudah ada di samping itu hendaknya kita terus belajar bahasa Arab dan talaqqi bacaan al-Qur'an ke guru agar dengan itu kita semakin memahami cara me-waqafkan ayat.

 

 

Selasa, 06 Oktober 2020

Q&A al-Qur'an (part 3)




  1. Istiqomah Nurul Matin/Tasikmalaya/Universitas Islam Nusantara Bandung

Pertanyaan:

Dalam materi disebutkan bahwa Allah mensifati al-Qur'an, nah salah satu pointnya terdapat di point yang ke 13 itu kurang saya pahami dari penulisan " Al - Mushaddiq (Membenarkan - kitab sebelumnya) QS. Al - Fatir : 31. Maksud dari kitab sebelumnya itu gimana ya kak?

Jawaban: Al-Qur'an adalah kitab samawi atau kitab langit, selain Al-Qur'an ada juga kitab samawi lainnya yang Allah turunkan pada Rasul-Rasul sebelumnya, seperti Zabur, Taurat, Injil, nah Al-Qur'an adalah kitab terakhir yang membenarkan kitab sebelumnya.

  1. Narendro Hadiningrat/Banjarmasin

Pertanyaan:

Bagaimana caranya motivasi kita dalam menghafal al-Qur'an tidak menurun kadang saya disaat menghafal hari hari berikutnya semangat saya mulai menurun mohon penjelasannya dan gimana caranya agar menghafal Al-Qur'an menjadi lebih mudah bahkan hafalan menjadi lebih kuat

Jawaban: Cara memotivasinya dengan mengetahui keutamaan-keutamaan Menghafal Al-Qur'an, seperti hadist Nabi "Sesungguhnya Allah punya keluarga di bumi mereka adalah para penghafal Alquran adalah kaluarga Allah dan orang pilihan-Nya" terkait penjelasan kenapa semangat turut itu adalah bisa jadi karna bisikan syetan, caranya abaikan saja paksakan menghafal jika ada bisikan, atau bisa dengan berwudhu terlebih dahulu sebelum menghafal, untuk hafalan supaya kuat bisa di perkuat dengan cara terus banyak mengulang ayat atau di sebutnya muraja'ah.

 

  1. Widi Nur Azzahrah/Kalimantan Timur/ULM Banjarmasin

Pertanyaan :

Bagaimana jika kita tidak mengetahui tentang hukum tajwid secara keseluruhan, apakah itu termasuk dosa? Tetapi kita hanya mengetahui cara membaca nya saja tenpa mengerti hukum bacaannya?

Mohon pencerahannya

Jawaban: coba buka seri kalam Aimmatul Ummah perkataan ibnu taimiyyah di Instagram @ulumul.quran utk lebih lengkapnya, untuk apakah berdosa atau tidak.. tidak mengetahui hukum tapi bisa tartil membaca tidaklah berdosa karna perintah Al-Qur'an dibaca dengan tartil tidak wajib mengetahui hukum, tapi mengetahui hukum lebih baik.

  1. Baiq Erni Rosita/Lombok Timur, NTB/MA NW Kembang Kerang

Pertanyaan:

Bagaimana cara kita agar mendapatkan al-Qur'an? Dan saya pernah mendengar ceramah yang mengatakan kita tidak akan mendapatkan keindahan al-Qur'an sebelum kita menyebrangi lautan samudera al-Qur'an, bagaimana kita menyebrangi lautan samudra al-Qur'an

Jawaban: mendapatkan apa dulu? Karna Al-Qur'an banyak sekali manfaatnya.. ada ketenangan, hidayah, obat, dll, barangkali yg di pahami penjawab menyebrang disana adalah membaca, karna Al-Qur'an diturunkan agar supaya bisa di baca dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, cara mendapatkan apa yang di inginkan adalah dengan sering membacanya dan merenunginya.

  1. Aulia Indah Sukam/Tenggarong-Kaltim/IAIN Samarinda

Pertanyaan :

Dengan mengamalkan semampunya terhadap sebagian perintah-perintah dan larangan-larangan Allah, apakah kita sudah termasuk menjadi ahlul Qur'an ? Atau apakah kita sudah terbebas dari kewajiban mengamalkan isi al-Qur'an ?

Jawaban: mengamalkan semampunya adalah perintah Allah "istaqim kama umirt" istiqomalah semampunya sebagai mana yang diperintahkan, tentu kebebasan dari perintah-perintah kewajiban hanya terjadi ketika ruh terlepas dari jasad, Allah bilang "masuklah kedalam Islam secara menyeluruh" jika bisa, itu lebih baik, istirahat dari yang sunnah boleh, tapi istirahat dari yang wajib tidak, perlu di pahami juga ada balasan-balasan kebaikan bagi para pelaku amal shaleh yang dilakukan, ada juga rukhsah bagi kewajiban karna alasan syar'i seperti sakit atau dalam perjalanan dll, ketika shalat ada keringan dgn kondisi-kondisi itu dengan duduk, berbaring dstnya..

  1. Ros/Makassar/Universitas Negeri Makassar

Pertanyaan:

Saat ini, godaan berbeda dengan jaman dahulu ketika masih kecil. Jika dulu belum ramai teknologi maka saat ini sebaliknya, hingga hal itu yg seringkali membuat kita lalai berinteraksi dgn Al-Qur'an dan malah asyik dgn gadget & media sosial. Mohon tipsnya, agar lebih semangat dlm berinteraksi dgn Al-Qur'an dan mengurangi melakukan hal yg tidak berfaedah. Jazakumullahu khairan katsiran

Jawaban: Pahami balasan kebaikan terhadap amal yang dilakukan, bahwa Allah tidak melupakan amalan sekecil apapun bahkan ada balasan dan di janjikan balasan, semoga bisa memotivasi, Nabi bersabda: "tanda baiknya islam seseorang adalah meninggalkan apa yg tidak bermanfaat baginya".

  1. Siti Nurjanah/Jakarta Pusat/SDN Cempaka Putih

Pertanyaan:

Insya allah, sudah familier di pendengaran kita bahwasanya Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi batas atau kemampuan hambanya dan sudah familier juga bahwasanya membaca al-Quran itu dapat menenangkan hati.

Pertanyaan saya, bagaimana jika kita pada suatu waktu atau suatu titik tertentu merasa sungguh diberi ujian sangat berat, dan kita merasa sudah tidak mampu menanggung beban tersebut. Apakah kita berarti tidak meyakini ungkapan di atas tadi? Kita sudah berusaha untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah, tapi masih merasa beban tersebut sungguh melampaui batas kemampuan kita, apakah kita berarti belum meyakini apa yg di sampaikan dalam al-Qur’an

Jawaban: iya betul Allah bilang "Allah tidak akan memebabankan pada seseorang melainkan sesuai kemampuannya" pahami bahwa kebaikan yang di berikan adalah dari Allah, juga dengan ujian dari Allah, jika mendapat kebaikan berhati hatilah karna ada org yg akan iri, jika di timpa ujian sabarlah karna ujian itu ada batasnya" yg tidak ada batasnya adalah "tidak berputus asa dari rahmat Allah, sudah sampaikah kisah Maryam yang ingin mati dilupakan dalam Al-Qur'an? Tapi Allah menjadikannya kisah yang tidak pernah di lupakan, coba renungi ujian-ujian para Rasul dan org2 terdahulu itu sangat berat, tapi pasti ada balasan rencana Allah yang kita akan meleleh karna cinta pada-Nya, suatu saat nanti.. janji Allah itu pasti, sabarlah semoga Allah kuatkan..

  1. Intan/Kediri

Pertanyaan:

Izin bertanya, seperti yang dibahas tadi  terdapat cerita yang mana seorang non muslim masuk islam karena membaca al-Quran, lalu apakah hidayah itu termasuk mutiara yang dijelaskan dalam al-Quran?

Jawaban: iya hidayah bisa di bilang sebagai mutiara, dan bahkan awal paling baik adalah hidayah, lalu istiqomahlah..

  1. Indar Dwi Lestari/Kaltim, Babulu/ITK

Pertanyaan:

Bagaimana agar kita dapat memahami makna al-Qur'an sesuai bahasa kita,, karena kita tau bahwa terjemahan al-Qur'an artinya agak susah untuk kita pahami dengan bahasanya?

Maksudnya kak memahami artinya secara konteks dan konsep.

Jawaban: dengan dibaca terjemahannya, namun akan berbeda rasanya ketika membaca ketika paham bahasa aslinya yaitu bahasa arab itu lebih indah, secara konteks dan konsep bisa dipahami dgn bahasa indonesia, banyak2 baca dan renungi insyaAllah akan paham, dan paling penting do'a agar supaya di bukakan pemahaman, namun sekali lg konteks dan konsep bahasa arab lebih istimewa dan lebih indah, semoga bisa memahami dgn bahasa aslinya, belajar saja insyaAllah gak sulit ko..

 

  1. Elma Triana

Pertanyaan:

Tadi pemateri ada menyampaikan "Kak kenapa ada 19?"

Selebihnya.. Muhkam (hukum), Mufashhil (pengulangan), 'Ajaba (Ajaib), Balāg (Sampai terus menerus), Bayān, Tibyān. (Penjelas) perlu penjelasan khusus."

Bolehkah jelaskan kak maksud dari mufashhil (pengulangan), dan maksud dari perlu penjelasan khusus itu apa ya kak? Serta, mengapa sifat yang 6 ini tidak disertakan dengan surah dan ayatnya.

Jawaban: pengulangan itu afwan salah yang benar mufashil itu memperinci atau klasifikasi, bahwa Al-Qur'an disifati dgn perinci/penjelas bagi segala sesuatu tapi poin besarnya saja, adapun perlu penjelasan khusus karna jika di terjemahkan butuh penjelasan yg agak panjang, insyaallah dilain kesempatan kita bahas lagi poin lainnya.

Minggu, 13 September 2020

Q&A Al-Qur'an (Part 2).


 

1. Dede Nurwanto/Indramayu, Jabar /SMK PGRI KAMAL Juntinyuat/Guru Pertanyaan:

Dalam cerita tadi kan dijelaskan bahwa seorang yg non-muslim membaca 3 surat dari halaman ke halaman. Yang saya ingin tanya kan adalah surat apa saja yang dibaca oleh seorang non muslim tersebut sehingga ia bersujud dan masuk Islam?

Terimakasih waasalamualaikum

Jawaban: 

Semoga Allah memuliakanmu Pak guru baik di dunia maupun di akhirat atas jasa mencetak peradaban. Memang di kitabnya tidak disebutkan Pak, tapi ana mengira beliau mulai baca dari fatihatul kitab atau pembukaan al-fatihah, kemudian lanjut ke al-Baqarah, lalu Ali-'Imran. Jika wanita non muslim tersebut nashrani pada Ali-'Imran di singgung lumayan panjang tentang Maryam, bahkan nama suratnya saja nama keluarga Maryam yaitu bapaknya, karna dekat sekali antara nashrani/ kristen dengan Islam, seperti dekatnya zaman Nabi Muhammad dengan Raja Najasyi yg nashrani kemudian masuk Islam. Semoga terjawab pak Guru, salam ta'dzim.

2. Nurfadilah/Cilacap, Jateng/MAN 2 CILACAP 

  Pertanyaan:

Bagaimana cara kita agar bisa senantiasa konsisten atau istiqamah dalam mempelajari al-Qur'an?

Jawaban:

Ketahui keutamaan-keutamaan membaca al-Qur'an, seperti.. setiap hurufnya dibalas dengan satu pahala, akan menjadi syafa'at untuk yang menbacanya kelak, menjadi penerang rumah sebgaimana hadist Nabi shalat dan tilawah akan menerangi rumah, sebaik-baik orang yang mempelajari al-Qur'an, bacalah al- Qur'an serta naiklah karna nanti kedudukanmu sesuai ayat yang kau baca, dll.  

3. Cep Sujana/Jawa Barat

   Pertanyaan:

Alhamdulillah seluruh pembahasan dapat saya pahami dengan izin allah Swt.

Namun saya mau bertanya tentang manhaj menghafal ayat suci al-Qur’an, apakah ada manhaj paling khusus yang diajarkan Nabi Saw atau para mujahidin setelah Nabi saw atau pula yg mashur yang sering diamalkan oleh mayoritas ulama baik ulama mutaqoddimin ataupun ulama mutakhirin.

Jawaban:

Sependek pengetahuan kami, tidak ada manhaj khusus dalam menghafal al-Qur’an. Jika kita coba melihat sejarah awal keislaman, rasulullah, para sahabat dan generasi seterusnya menggunakan cara talaqqi yakni menirukan secara langsung bacaan yang dibacakan oleh guru. Di zaman kita sekarang ini banyak cara yang disusun oleh para ‘ulama sebagai bentuk ikhtiar untuk membantu memudahkan kaum muslimin dalam mempelajari ak-Qur’an. Insyaa Allah semuanya baik, tinggal kitanya saja yang mau menggunakan metode yang mana secara sungguh-sungguh dan konsisten. Insyaa Allah akan Allah mudahkan. Wallahu a’lam.

4. Ika Dewi Kumalasari/Mojokerto, Jatim/Institut KH Abdul Chalim 

Pertanyaan:

Mungkin untuk orang yang sudah terbiasa atau sudah lama mempelajari al-Qur'an pasti mudah untuk menemukan atau memulai untuk menemukan mutiara dalam al- Qur'an. Sedangkan untuk orang awam seperti saya yang baru memulai belajar al-Qur'an itu sedikit kebingungan bagaimana cara memulai untuk menemukan mutiara dalam al- Qur'an?

Jawaban: 

Jika untuk memulai.. mulailah membaca al-Qur'an disertai hadirnya akal dan hati dengan izin Allah nanti di bukakan, jangan terlalu fokus mencari mutiara.. fokuslah membaca karena dengan itu artinya kita sedang mendekatkan diri kepada Allah. Jika fokus kepada mutiara dikhawatirkan nanti setelah mendapat mutiara justru timbul pertanyaan apakah akan berhenti karena sudah mendapatkan apa yang dicari?

Salah satu contoh mutiara al-Qur'an: Rahmat dibalik cobaan. Terkadang Allah memberikan cobaan yang dibalikya itu pasti ada Rahmat Allah, seperti kisah Maryam dalam surat Ali-'Imran saking beratnya beliau berharap mati: "Alangkah baiknya aku mati sebelum ini semua terjadi" apa rahmatnya? Di dalam kamdungan beliau adalah seseorang yang akan menjadi Nabi yang di dalam al-Quran disebut "Rahmat bagi semesta alam" yaitu Nabi Isa 'Aliahissalaam. Bahkan di kisahkan, Maryam bukan hanya minta mati tapi minta dilupakan, bersamaan dengan itu kisahnya menjadi kisah abadi yang tidak akan pernah dilupakan dalam sejarah Islam. jika punya akun instagram boleh dibuka @tadabburquran.id, Semoga terjawab.

5. Silmi Kappah/Tasikmalaya/STAI Tasikmalaya

Pertanyaan:

Bagaimana caranya agar hati yang gelisah menjadi tenang ketika membaca al-Qur’an?

Saya pernah mencoba namun hati saya tetap gelisah.

Jawaban: 

Bisa jadi kegelisahan itu adalah godaan setan, berwudhulah meminta perlindungan sebelum membaca, juga perhatikan adab-adab membaca al-Qur'an seperti menghadap kiblat dll. Bisa jadi juga hati dan pikiran kita sedang ada satu masalah untuk itu selesaikanlah dahulu, jika bisa diselesaikan, hal itu agar kita bisa lebih fokus, jika tidak bisa diselesaikan langsung waktu itu.. lupakan sejenak dengan hati tawakkal “Allah Maha Besar”, "perintah-Nya lebih cepat dari kedipan mata" (Qur'an). Lalu fokuslah, masalah menghalangi fokus dari membaca al-Qur'an jika tidak bisa ditunda dan dilupakan sejenak, jangan dipaksakan.. tidurlah (lihat Al-Kahfi yang menjadikan solusi ketika tidak tau mau apa lagi dengan tidur), semoga setelah bangun bisa fresh dan bisa sejenak melupakan masalah lalu bisa fokus membaca Al-Qur'an.


Selasa, 08 September 2020

Q&A Qur'an

 Tanya Jawab seputar al-Qur’an

1. Syarifah

Pertanyaan:

Bagaimana jika kita ingin menghafal al-Qur'an akan tetapi bacaan kita masih kurang benar?

Apakah harus mempelajari bacaannya dahulu sampai benar setelah itu mulai menghafalnya?

Jawaban: 

Iya benar, sebaiknya diperbaiki terbih dahulu, jika sudah tartil (baik dan benar) baru mulai menghafal. Sebab jika masih keliru langsung menghafal khawatir terbawa hafalan yang salah. Namun jika memungkingkan memperbaiki bacaan sambil menghafal dengan bimbingan muhaffiz tidaklah mengapa. Waallahu a’lam


2. Putri Sholehah/Riau/ MAN 2 KAMPAR Pertanyaan:

Bagaimana cara kita untuk memahami al-Qur’an dengan serius? 

Jawaban: 

Mulailah mencari guru al-Quran yang benar dan sungguh-sungguh menguasai al-Qur’an, jika belum menemukan datangi guru yang memiliki ilmu tentang al-Qur’an sekalipun belum pakar dan untuk otodidak bisa sering-sering membaca al-Qur'an terjemahan, lalu seiring berjalan waktu mencoba membaca tafsir terjemah. Namun tetap yaa apa yang dibaca dikonsultasikan ke guru, agar apa yang kita pahami mendapat legalitas dari orang yang lebih paham. Wallahu a’lam



3. Nurul  'Ainun Qalbiy/Parepare, Sulsel 

Pertanyaan:

Bagaimana jika ada orang yang sangat bercita-cita  menjadi  seorang  hafidz/hafidzah.  Namun, setelah banyak menggunakan metode menghafal tetap sulit untuk memperaktekkannya?

Jawaban: 

Semoga Allah mudahkan yaa proses menghafalnya. Aamiin

Ada hal yang perlu ditanamkan dan dipelihara dengan baik bagi orang-orang yang ingin menghafal al-Qur’an yakni memelihara niat dan bersabar. Setiap perjuangan tidak ada yang mudah, setiap perjuangan tentu mendapatkan tantangan. Dan apa yang ditanyakan di atas adalah bagian dari perjuangan dan tantangan. Bismillah ya, teruskan ikhitar, perbanyak do’a, pertebal kesabaran. Insyaa Allah akan mengalir pahala yang banyak disetiap detik kesabaran. Bukankah Allah melihat dari usaha kita? Dan hasil adalah urusan Allah? Sama-sama kita pupuk husnuzon kepada-Nya. Wallahu a’lam


4. Inayatul Masykuroh Pertanyaan:

Didaerah saya itu ada orang tua yang berpikiran kalau anak-anak yang dekat dengan  al-Quran  itu  kuno/katrok/semacamnya.  Anak   orang   tersebut  alhamdulillah suka dengan semacam kegiatan-kegiatan al-Qur'an. Tetapi saya kadang merasa kasihan, karena dia sering diomelin sama orang tuanya. Kira-kira kalau begitu solusi terbaiknya bagaimana ya?

Jawaban: 

Bagi kita hal itu dapat dijadikan renungan bahwa bersyukurlah kita yang tidak mendapat halangan keluarga dalam mendekatkan diri dengan al-Qur’an. Kemudian kepada teman kita hendaknya kita memberi nasehat agar senantiasa semangat dan sabar sebab kecintaan kepada al-Quran Insya Allah akan mendatangkan cinta Allah Swt. Jangan lupa untuk turut mendo'akan sahabat qur’an kita dan orangtuanya. Ingatlah bahwa hati setiap manusia itu ada di dalam gengaman Allah, sangat mudah bagi Allah untuk membolak-balikkannya maka mohonlah kepada Allah agar hati-hati kaum muslimin condong kepada kebaikan.



5. Sattriyani/Sanggau, Kalbar/SMAN 3 Sanggau

. Pertanyaan:

Bagaimana cara agar kita dapat merasakan nikmatnya mukjizat al-Qur’an?

Jawaban: 

Mukjizat itu berarti menundukan atau melemahkan di luar kebiasaan normalnya manusia, adapun mukjizat al-Qur'an itu berarti menundukan pembaca/pendengar dengan keindahan bahasanya, atau kemerduan suaranya, serta cerita-cerita yang bak negeri dongeng. Coba baca deh ayat tentang Nabi Isa, mulai dari kelahirannya, masa bayi, ibu beliau, dilahirkan tanpa ayah, bahkan akhirnyapun bak negeri dongeng.  Itu MasyaAllah sekali.